Sebelum mempertimbangkan sumber uang, wirausahawan
hendaknya mempertimbangkan pengganti modal. Uang memang merupakan bentuk
kekuasaan yang fleksibel, tetapi cara untuk mendapatkan kekuasaannya tersebut
bisa dilakukan dengan cara lain. Uang sebagai sumber dana untuk membeli
barang-barang modal bisa digantikan dengan cara barter antara satu pihak dengan
pihak lain. Misalnya pemilik siaran televisi bisa mengadakan barter peralatan
kantor dengan iklan.
Pembagian kepemilikan saham juga merupakan satu cara untuk
mengganti pengeluaran uang dengan pembagian sejumlah tertentu saham untuk
menarik orang yang mungkin keahliannya sangat dibutuhkan oleh perusahaan.
Penundaan pembayaran untuk pembelian bahan baku merupakan salah satu cara untuk
mengalihkan dana yang sangat dibutuhkan pada kebutuhan lainnya.
Sumber Pembiayaan
Wirausahawan mempunyai akses pada dua kategori keuangan :
pribadi dan masyarakat. Sebagian besar usaha bermula dari sumber daya pribadi. Sebuah
perusahaan mungkin didirikan dengan modal awal yang diperoleh dari tabungan
pribadi dari para pemiliknya.
Sahabat dan orang dekat mungkin bisa juga menjadi sumber
pembiayaan pribadi. Keinginan mereka untuk meminjamkan atau menanamkan uangnya
terletak pada pengetahuan mereka dan kepercayaan terhadap pengalaman, karakter
dan kemampuan individu. Pengetahuan ini mengurangi resiko ketidaktahuan yang
dihadapi oleh investor dari luar.
Prefensi Investor
Menemukan sumber modal usaha dengan sendirinya tidak
cukup, karena semua sumber mempunyai prefensi dan ketidaksukaan. Penting untuk
diketahui pada tahap perkembangan perusahaan mana pemodal akan menanamkan
dananya. Proses ini diuraikan dengan melihat tahap-tahap perkembangan
perusahaan.
Tahap nol—Biasanya pada
tahap nol ini beberapa dana finansial (milik wirausahawan) telah ditanamkan,
telah dilakukan sejumlah usaha, prototip mungkin telah dikembangkan.
Tahap I—Tahap pemula.
Selama tahap ini operasi diformalkan dan produk/jasa telah dikembangkan dan
dihasilkan. Tahap pertama ini dibiayai dengan modal awal.
Tahap II—Terjadi ketika
perusahaan telah mempunyai catatan operasi. Perusahaan telah melalui tahap awal
pertumbuhan dan telah menggunakan teknik analisa investasi konvensional.
Perusahaan mengembangkan barang modal dan mulai merencanakan pertumbuhan jangka
panjang.
Tahap III—Ekspansi
lebih lanjut bisa dilanjutkan karena indikasi yang menguntungkan dari potensi
perusahaan. Jumlah dana yang dibutuhkan jauh lebih besar dari yang diperoleh
pada tahap awal dan investor terdahulu mulai mendapatkan keuntungan dan
likuiditas. Pada tahap ini mungkin dilakukan go publik untuk mendapatkan dana
tambahan dan memungkinkan investor terdahulu mendapatkan keuntungan melalui
penjualan sebagian dari saham mereka (penawaran sekunder).
Tahap IV—Perusahaan
pada tahap kedewasaan dan menjadi perusahaan yang mapan.
Wirausahawan hendaknya mendekati pemodal yang mempunyai
preferensi sama dengan jenis usaha dari perusahaan. Sebagian besar pedoman
sumber pemodal ventura menunjukkan preferensi industri dari pemodal ventura.
Sumber: Wiratmo, Masykur.
Kewirausahaan. Universitas Gunadarma.